JAMBI – Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi kembali menghadirkan agenda penting terkait penguatan mutu pendidikan tinggi keagamaan. Hari ini, Senin (1/12/2025) kembali menyelenggarakan NGOPI atau Ngobrol Pendidikan Islam. Mengusung tema “Penguatan Renstra Universitas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam.” Kegiatan tersebut menjadi ruang dialog terbuka bagi pemangku kepentingan pendidikan Islam.
Selanjutnya, kegiatan NGOPI merupakan kolaborasi program antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan Komisi VIII DPR RI. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi bertindak sebagai pelaksana kegiatan ini. Karena itu, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas lembaga pendidikan Islam di Indonesia.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan menyerap aspirasi dari berbagai kalangan terkait kebutuhan dan pengembangan pendidikan Islam. Anggota DPR RI Komisi VIII, Hasan Basri Agus, MM hadir secara langsung menyampaikan arahannya dan mendengarkan pandangan para peserta. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki dampak strategis bagi masyarakat luas.
“Saya sangat senang berada di bidang ini, karena dapat membantu banyak orang,” ujar Hasan Basri Agus. Menurutnya, kegiatan serap aspirasi seperti NGOPI sangat penting dalam mendukung program pelayanan publik. Ia menekankan komitmen Komisi VIII DPR RI untuk membantu pembangunan di bidang agama, pesantren, dan sektor sosial.
Selanjutnya, ia menambahkan bahwa kampus Islam harus memperkuat arah pengembangan pendidikan sesuai instruksi Menteri Agama. “Sebagai kampus Islam, kita perlu terus mengembangkan kurikulum cinta dan moderasi beragama,” tegasnya. Dengan demikian, pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan lulusan berkarakter kuat serta mampu berperan dalam pembangunan nasional.
Di samping itu, ia menyoroti pentingnya percepatan pembangunan daerah, khususnya di Provinsi Jambi. Menurutnya, kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah sangat diperlukan. Ia juga menyinggung isu kepemimpinan masa depan yang membutuhkan figur dengan jejak manfaat nyata. “Pemimpin harus meninggalkan legacy. Apa yang ditinggalkan, harus memberi manfaat bagi banyak orang,” ungkapnya.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa kajian keilmuan klasik tidak boleh hilang dari dunia pesantren. Ia menekankan perlunya mempertahankan bidang keilmuan seperti mantiq dan balaghah bagi generasi muda. “Jangan sampai hilang kajian mantiq dan balaghah untuk anak-anak kita di pendidikan pesantren,” papar Hasan Basri Agus.

Pada akhirnya, kegiatan NGOPI diharapkan melahirkan rekomendasi konstruktif bagi penguatan Renstra pendidikan Islam. Dialog terbuka ini menjadi ruang strategis dalam membangun kolaborasi dan meningkatkan kontribusi pendidikan tinggi keagamaan bagi kemajuan bangsa.