Belajar dari Pengelolaan Humas UIN Jakarta 

Kamis (21/11/2024) Kepala Biro AAK, Dr. H. Helmi, Tim Humas UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi melakukan sharing dengan UIN Jakarta.

Tim UIN Jambi disambut oleh Ka. Biro AUK, Ahmad Abdullah, Ka. Biro PPK, Drs. Teguh Sarwono, M.Si, Ka. Biro AAKK, Dr. Sri Ilham Lubis, dan Tim Humas UIN Jakarta.

Pertemuan berlangsung di ruang rapat Ka. Biro AAKK, Dr. Sri Ilham Lbis. Dalam sambutannya Dr. Helmi menyampaikan bahwa di UIN Jambi Humas berada di bawah biro AUK, semetara di UIN Jakarta Humas ada di bawah LPPM,”Ini hal menarik untuuk dipelajari,” katanya.

Ka. Biro PPK, Teguh menyampaikan bahwa ilmu yang ada di UIN Jakarta harus disampaikan semua ke tim Humas UIN Jambi,”Kita ingin perguruan tinggi Islam maju sama-sama jangan ada yang tertinggal.”

Teguh mengatakan silahkan tanyakan mau belajar apa dari tim humas UIN Jakarta “Bagaimana agar UIN Jambi dapat memperbaiki kehumasan,” katanya.

Kepala Pusat Informasi dan Humas, Zainal mengatakan bahwa Pusat Informasi dan Humas (PIH) baru setahun ditempatkan di bawah LPPM, “Secara posisi disetarakan dengan pusat-pusat yang ada di LPPM,” ujarnya.

Ka. PIH menjelaskan Rektor ingin menjadikan humas agar lebih aktif dan bisa lebih luas jangkauannya “Rektor ingin website kampus selalu update, serta bagaimana UIN Jakarta dikenal di berbagai generasi seperti Gen Z,” oleh sebab itu menurut Zainal informasi juga disalurkan lewat media sosial, Facebook, Instagram, Tiktok, dan X, “Setiap informasi harus berdasarkan karakteristik UIN Jakarta, keindonesiaan, dan kemoderenan,” ujarnya.

Menurut Zainal UIN Jakarta ingin dilihat sebagai perguruan tinggi yang setara dengan UI, UNPAD, UGM, dan ITB. Ia mengatakan selama ini pencitraan yang ada UIN hanya fokus pada kajian keislaman.” Jadi humas sangat berperan penting untuk menyampaikan ke publik bahwa UIN sama seperti kampus umum lainnya.”

Zainal mengatakan Humas bertugas mendesiminasikan karya ilmiah dosen, sepertibyang dilakukan Bulletin Jurnal UIN Jakarta. Kami ingin menyampaikan informasi secepat dan seakurat mungkin,” Kenapa di bawah LPPM, PIH memiliki tantangan lebih besar seperti webometric, varian bentuknya seperti sitasi,repositori,serta bagaimana nama lembaga sering muncul di media.”

Zaibal mengatakan PIH ingin membuat nama lembaga sering disebut di dunia maya. Dulu UIN Jakarta sempat di atas, namun dalam tiga tahun terakhir menurun, maka dibangun kemitraan dengan berbagai media masa lokal atau nasional, sehingga akan dapat terdeteksi di webometric,”Kami mengusahakan nama UIN Jakarta muncul dalam pemberitaan nasional, minimal sekali seminggu.”

Menurut Zainal jangan pelit mengabarkan kegiatan-kegiatan di kampus,sehingga dapat menjadi sorotan media.